Advokasi dan Training
Pelaksanaan : 2019-10-19 s/d 2019-10-20
Saat ini karakter mahasiswa yang dibutuhkan adalah bukan sekedar mahasiswa yang pintar dalam akademisnya saja, tetapi juga yang pandai berbicara, profesional dalam kehidupan, kemudian senantiasa kontrbutif terhadap lingkungan sekitarnya. Untuk menggapai karakter yang di atas tidaklah mudah. Mahasiswa memerlukan konsep dan tindakan nyata untuk membangun sikap demi mencapai itu semua. Beberapa diantaranya yaitu (1) membangun jiwa kepemimpinan; (2) menjadi orang yang berintegritas; dan (3) membangun integritas kepemimpinan. Dengan menggunakan ketiga konsep tersebut, mahasiswa diharapkan mampu menjalankan perannya sebagai penerus, pembangun, dan calon pemimpin masa depan yang baik. 1. Membangun Jiwa Kepemimpinan Kepemimpinan merupakan suatu perilaku yang utuh, konsisten, komitmen dari seorang pemimpin dalam perkataan sama dengan tindakannya, memiliki kemampuan dan sistem nilai yang dianutnya, yang ditampakkan dalam sikap hidupnya sehari-hari dimanapun ia berada dan dengan siapapun, terutama dalam tugas dan fungsinya sebagai pimpinan. Kepemimpinan itu dikembangkan, bukan ditemukan. Orang yang terlahir sebagai pimpinan sejati akan selalu menonjol, tetapi untuk tetap konsisten, karakteristik kepemimpinan alamiah haruslah dikembangkan.. Bakat kepemimpinan itu sebenarnya tidaklah dilahirkan. Bakat tersebut muncul melalui keterampilan yang terus-menerus diasah dan dikembangkan. Semua didapat melalui latihan-latihan yang memakan waktu cukup lama. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengembangkan dan melatih jiwa kepemimpinan kita. Misalnya, mengikuti organisasi kampus atau UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa). Dengan mengikuti organisasi, kita bisa mengasah kemampuan berkomunikasi, berdiskusi, dan berinteraksi. Selain itu kita juga dapat membentuk pola pikir yang lebih baik. Namun rasa malas juga mempengaruhi banyak mahasiswa untuk tidak berorganisasi, beberapa diantara mereka mengatakan berorganisasi hanya banyak menguras tenaga, bahkan ada yang berpendapat bahwa berorganisasi hanya membuang-buang waktu saja. 2. Menjadi Orang yang Berintegritas Definisi integritas sendiri, menurut para ahli adalah konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan. Menurut Sthepen R. Covey, ”Integritas berarti kita melakukan apa yang kita lakukan karena hal tersebut benar dan bukan karena sedang digandrungi orang atau sesuai dengan tata krama. Gaya hidup, yang tidak tunduk kepada godaan yang memikat dari sikap moral yang mudah, akan selalu menang." Mahasiswa yang berintegritas berarti berkarakter, berprinsip serta konsisten di dalam menjalankan kehidupan. Akan tetapi, masih banyak ditemukan sikap inkonsistensi yang ditunjukkan oleh mahasiswa itu sendiri. Seperti contoh berikut; bentuk inkonsistensi yang paling sering ditemukan adalah menunda-nunda atau malas untuk membuat tugas kuliah. Bagi sebagian mahasiswa, melakukan rutinitas perkuliahan kadangkala terasa membosankan. Selama mahasiswa menganggap kuliah sebagai beban. Maka kuliah akan terasa berat dijalani. Sehingga pada akhirnya mahasiswa akan bermalas-malasan dalam menjalankan aktivitasnya. Untuk itu perlu adanya niat dan konsistensi pada seorang mahasiswa agar supaya dapat menjadi mahasiswa yang berprinsip dan terhindar dari sikap inkonsistensi. 3. Membangun integritas kepemimpinan Membangun integritas kepemimpinan merupakan bentuk konsisten menumbuhkan dan menunjukkan keteladanan dalam mempengaruhi orang lain berarti memberikan daya dorong untuk memotivasi dirinya dalam membangun integritas, yang secara tak langsung mendorong orang lain untuk memahami secara mendalam prinsip dalam menumbuh kembangkan integritas yang kita sebut dengan sikap berprinsip. Pemimpin dengan integritas adalah seorang yang mempunyai kepribadian utuh dalam kata dan perbuatan. Sebagaimana perilakunya di depan umum, begitulah kenyataan kehidupannya. Sebagai seorang pemimpin, ia selalu melakukan apa yang dikatakannya dan mengatakan apa yang dilakukannya. Integritas adalah modal utama seorang pemimpin, namun sekaligus modal yang paling jarang dimiliki oleh pemimpin. Integritas ialah keadaan dimana sesuatu sama dan lengkap dalam suatu kesatuan. Artinya : “Kata-kata saya sesuai dengan perbuatan saya, kapanpun dan dimanapun saya berada”. Orang yang berintegritas ialah orang yang punya prinsip, orang yang memiliki kepribadian yang teguh dan mempertahankannya dengan konsisten. Dapat disimpulkan bahwa: Integritas dalam kepemimpinan adalah Suatu perilaku yang utuh, konsisten, komitmen dari seorang pemimpin dalam perkataan sama dengan tindakannya, memiliki kemampuan dan sistem nilai yang dianutnya, yang ditampakkan dalam sikap hidupnya sehari-hari dimanapun ia berada dan dengan siapapun terutama dalam tugas dan fungsinya sebagai pimpinan.
Saat ini karakter mahasiswa yang dibutuhkan adalah bukan sekedar mahasiswa yang pintar dalam akademisnya saja, tetapi juga yang pandai berbicara, profesional dalam kehidupan, kemudian senantiasa kontrbutif terhadap lingkungan sekitarnya. Untuk menggapai karakter yang di atas tidaklah mudah. Mahasiswa memerlukan konsep dan tindakan nyata untuk membangun sikap demi mencapai itu semua. Beberapa diantaranya yaitu (1) membangun jiwa kepemimpinan; (2) menjadi orang yang berintegritas; dan (3) membangun integritas kepemimpinan. Dengan menggunakan ketiga konsep tersebut, mahasiswa diharapkan mampu menjalankan perannya sebagai penerus, pembangun, dan calon pemimpin masa depan yang baik. 1. Membangun Jiwa Kepemimpinan Kepemimpinan merupakan suatu perilaku yang utuh, konsisten, komitmen dari seorang pemimpin dalam perkataan sama dengan tindakannya, memiliki kemampuan dan sistem nilai yang dianutnya, yang ditampakkan dalam sikap hidupnya sehari-hari dimanapun ia berada dan dengan siapapun, terutama dalam tugas dan fungsinya sebagai pimpinan. Kepemimpinan itu dikembangkan, bukan ditemukan. Orang yang terlahir sebagai pimpinan sejati akan selalu menonjol, tetapi untuk tetap konsisten, karakteristik kepemimpinan alamiah haruslah dikembangkan.. Bakat kepemimpinan itu sebenarnya tidaklah dilahirkan. Bakat tersebut muncul melalui keterampilan yang terus-menerus diasah dan dikembangkan. Semua didapat melalui latihan-latihan yang memakan waktu cukup lama. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengembangkan dan melatih jiwa kepemimpinan kita. Misalnya, mengikuti organisasi kampus atau UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa). Dengan mengikuti organisasi, kita bisa mengasah kemampuan berkomunikasi, berdiskusi, dan berinteraksi. Selain itu kita juga dapat membentuk pola pikir yang lebih baik. Namun rasa malas juga mempengaruhi banyak mahasiswa untuk tidak berorganisasi, beberapa diantara mereka mengatakan berorganisasi hanya banyak menguras tenaga, bahkan ada yang berpendapat bahwa berorganisasi hanya membuang-buang waktu saja. 2. Menjadi Orang yang Berintegritas Definisi integritas sendiri, menurut para ahli adalah konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan. Menurut Sthepen R. Covey, ”Integritas berarti kita melakukan apa yang kita lakukan karena hal tersebut benar dan bukan karena sedang digandrungi orang atau sesuai dengan tata krama. Gaya hidup, yang tidak tunduk kepada godaan yang memikat dari sikap moral yang mudah, akan selalu menang." Mahasiswa yang berintegritas berarti berkarakter, berprinsip serta konsisten di dalam menjalankan kehidupan. Akan tetapi, masih banyak ditemukan sikap inkonsistensi yang ditunjukkan oleh mahasiswa itu sendiri. Seperti contoh berikut; bentuk inkonsistensi yang paling sering ditemukan adalah menunda-nunda atau malas untuk membuat tugas kuliah. Bagi sebagian mahasiswa, melakukan rutinitas perkuliahan kadangkala terasa membosankan. Selama mahasiswa menganggap kuliah sebagai beban. Maka kuliah akan terasa berat dijalani. Sehingga pada akhirnya mahasiswa akan bermalas-malasan dalam menjalankan aktivitasnya. Untuk itu perlu adanya niat dan konsistensi pada seorang mahasiswa agar supaya dapat menjadi mahasiswa yang berprinsip dan terhindar dari sikap inkonsistensi. 3. Membangun integritas kepemimpinan Membangun integritas kepemimpinan merupakan bentuk konsisten menumbuhkan dan menunjukkan keteladanan dalam mempengaruhi orang lain berarti memberikan daya dorong untuk memotivasi dirinya dalam membangun integritas, yang secara tak langsung mendorong orang lain untuk memahami secara mendalam prinsip dalam menumbuh kembangkan integritas yang kita sebut dengan sikap berprinsip. Pemimpin dengan integritas adalah seorang yang mempunyai kepribadian utuh dalam kata dan perbuatan. Sebagaimana perilakunya di depan umum, begitulah kenyataan kehidupannya. Sebagai seorang pemimpin, ia selalu melakukan apa yang dikatakannya dan mengatakan apa yang dilakukannya. Integritas adalah modal utama seorang pemimpin, namun sekaligus modal yang paling jarang dimiliki oleh pemimpin. Integritas ialah keadaan dimana sesuatu sama dan lengkap dalam suatu kesatuan. Artinya : “Kata-kata saya sesuai dengan perbuatan saya, kapanpun dan dimanapun saya berada”. Orang yang berintegritas ialah orang yang punya prinsip, orang yang memiliki kepribadian yang teguh dan mempertahankannya dengan konsisten. Dapat disimpulkan bahwa: Integritas dalam kepemimpinan adalah Suatu perilaku yang utuh, konsisten, komitmen dari seorang pemimpin dalam perkataan sama dengan tindakannya, memiliki kemampuan dan sistem nilai yang dianutnya, yang ditampakkan dalam sikap hidupnya sehari-hari dimanapun ia berada dan dengan siapapun terutama dalam tugas dan fungsinya sebagai pimpinan.