Earth Event Day

Sambutan Dekan
Pembukaan Moderator
Sponsor dari Inez
Pembukaan MC
Pembicara 1
Pembicara 2
Sesi Tanya Jawab
Sesi Tanya Jawab
Panitia
Peserta
Pelaksanaan : 2021-05-22 s/d 2021-05-22
Krisis iklim merupakan fenomena global yang sering dibahas dan memiliki dampak yang besar. Dampak negatifnya terjadi kebanjiran, hutan terbakar, tanah longsor, suhu memanas, kekeringan, gunung es mencair, hutan danau lautanpun semakin rusak. Hujan diawal 2021 bukan penyebab banjir di Jakarta, namun kegiatan manusia yang terus meningkatkan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer. Dan berbagai kegiatan yang tidak memerhatikan lingkungan seperti alih guna lahan tidak terencana, dan penggunaan bahan bakar fosil berlebihan merupakan pemicu krisis iklim. Survei yang dilakukan Badan Pembangunan PBB akhir 2020 menunjukkan, sebanyak 70% remaja <18 tahun mengatakan krisis iklim sudah darurat dibandingkan responden usia 18-25 tahun [65%], usia 36-59 [60%], dan di atas 60 tahun [58%] yang berarti bahwa anak muda sebenarnya sudah sadar akan bahayanya krisis iklim. Indonesia sudah mempunyai komitmen dalam Kesepakatan Paris untuk mengurangi gas rumah kaca sebesar 29% dan 41% dengan bantuan internasional. Para peneliti dan pengambil keputusan menyadari bahwa krisis iklim dan dampaknya tidak dapat diselesaikan hanya dengan teknologi atau tata kelola pemerintahan. Hal yang perlu dilakukan untuk membangkitkan rasa cinta pada Bumi, khususnya di Indonesia adalah melakukan re-imagine Indonesia. Untuk menggalang kreativitas dan inovasi agar dapat menjauhkan manusia dari bencana sosial dan lingkungan adalah mengubah pola pikir. Memulai sesuatunya dari perubahan mindset yang membantu manusia menanggapi ancaman krisis iklim yang kian meningkat, karena dapat membangkitkan imajinasi masyarakat, ketahanan teknologi, dan tekad politik. 5 kunci hidup sukses dengan lingkungan adalah keyakinan, kesadaran, kepedulian, kesungguhan, dan kebudayaan. Pada buku “The Future We Choose: Surviving the Climate Crisis,” dijelaskan bahwa pola pikir ini bertumpu pada 3 sikap: 1. Optimisme kuat, untuk melawan pesimisme dan kegagalan. 2. Kelimpahan tiada habisnya, yaitu keyakinan bahwa ada sumber daya yang cukup untuk semua orang, guna menghindari daya saing. 3. Regenerasi radikal, yang memahami bahwa kelangsungan hidup manusia tergantung pada alam. Pada prinsipnya, berbagai kebijakan maupun tindakan menanggulangi krisis global seperti krisis iklim, harus diawali dengan pola pikir yang tepat. Pola pikir untuk melestarikan lingkungan memengaruhi sikap, selanjutnya sikap memengaruhi tindakan, dan tindakan akan memengaruhi hasil.

Kalender Akademik

Biro Kemahasiswaan

Biro Kemahasiswaan merupakan unit yang berfungsi untuk mengelola berbagai macam pelayanan kepada mahasiswa dan alumni UDINUS. Biro Kemahasiswaan mengelola rrusan Kemahasiswaan, termasuk kegiatan ekstrakurikuler mahasiswa (UKM), organisasi mahasiswa, manajemen beasiswa dan urusan Alumni, termasuk organisasi alumni, pendataan kepindahan pegawai, sosialisasi lowongan pekerjaan

Alamat

Gedung A Lantai 1
Universitas Dian Nuswantoro
Jl. Nakula No. 5-11
Semarang

Designed and Developed by
PSI UDINUS
Top