Pelaksanaan : 2022-02-26 s/d 2022-02-26
Saat ini, kebersihan menjadi tantangan baru bagi peradaban kita di era new normal. Kami sedang bersiap untuk hidup berdampingan dengan Covid19 dan perlu memastikan bahwa kebersihan adalah prioritas utama kami dan infrastruktur tersedia untuk menyediakan air dan sanitasi yang memadai. Air dan sanitasi adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Setiap ada air minum atau air bersih pasti ada air limbahnya. Pengelolaan air bersih juga terkait dengan pengelolaan air limbah, karena lebih dari 85% air bersih adalah air limbah. Peralatan kebersihan yang tepat yang memenuhi standar kesehatan dan memiliki gaya hidup bersih dan sehat merupakan faktor yang sangat penting dalam meningkatkan kesehatan masyarakat. Indonesia telah terbukti mewakili sekitar 6,6 sumber daya air di dunia. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki sumber daya air yang melimpah, namun sebagian besar wilayah Indonesia seperti Nusa Tenggara Timur, Jawa, Bali dan Sulawesi kekurangan air bersih. Hampir 65% air sungai Indonesia tercemar berat dengan air bersih dan sanitasi, menurut laporan tahun 2015 oleh Direktorat Jenderal Pencemaran dan Kerusakan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Salah satu masalah ketersediaan air bersih di Indonesia adalah terbatasnya air baku. Kondisi ini tentu sangat mengkhawatirkan, mengingat kualitas sumber air yang buruk mengancam kesehatan para pemakainya di dunia, termasuk Indonesia. Tampaknya telah membuat lapisan sosial sadar akan pentingnya kebersihan yang baik untuk mencegah penyebaran virus. Seperti yang ditunjukkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ada kebutuhan mendesak akan layanan air bersih, sanitasi dan sanitasi untuk membatasi penyebaran virus Covid-19 dan mencegah berjangkitnya penyakit di masa depan di negara ini. Menurut data WHO 2017, Indonesia menempati urutan ketiga higiene terburuk/miskin di dunia setelah India dan China. Kebersihan yang baik mendukung upaya peningkatan kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan serta mengurangi risiko peningkatan epidemi virus corona saat ini. Untuk itu, ke depan perlu dipastikan ketersediaan infrastruktur untuk penyediaan air bersih dan sanitasi yang memadai di kawasan pemukiman. Menteri Baschi menambahkan bahwa kerja sama dan sinergi semua pemangku kepentingan diperlukan untuk mencapai akses air minum dan kebersihan yang layak bagi masyarakat.”Mari kita manfaatkan platform ini untuk menyediakan air minum dan sanitasi yang layak dan berkelanjutan bagi seluruh rakyat Indonesia. Sebelumnya, kami membangun SPAM lebih dari 25.000 liter / hari dan sanitasi 10.250.000 rumah tangga. Dengan sasaran 100% akses air minum dan 90% akses fasilitas sanitasi, kami akan memperkuat terwujudnya infrastruktur perumahan yang layak dan aman”. Dalam upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat akan air bersih dan sanitasi yang layak, Pemerintah Indonesia telah menetapkan kebijakan nasional pembangunan air minum dan sanitasi yang tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 185 tahun 2014 tentang Percepatan Penyediaan Air Minum dan Pengembangan Sanitasi Nasional sebagai upaya untuk mencapai akses universal pada akhir tahun 2019. Untuk itu, Biro Kesehatan Lingkungan Universitas Dian Nuswantoro, Fakultas Kesehatan bertujuan meningkatkan kepedulian masyarakat,terutama generasi millenial dengan mengadakan acara Seminar Internasional yang bertemakan Pengelolaan Sanitasi dalam Ketersediaan Air Bersih di Era Pandemi. Kegiatan ini juga sebagai bentuk partisipasi kami dalam menghimbau generasi muda agar bisa menerapkan gaya hidup sehat guna mendapat status Kesehatan yang baik serta menyadarkan masyarakat Indonesia akan pentingnya pengelolaan air bersih.