“Keterpurukan selama 2 tahun seperti menjadikan saya mayat hidup”, ujar Agus, nama panggilan akrab dari Agus Sri Giyanti, yang merupakan salah satu mahasiswa Sastra Inggris yang merupakan mahasiswa Universitas Dian Nuswantoro yang memiliki keterbatasan akan tetapi memiliki prestasi yang sangat membanggakan. Tuna netra yang dialami oleh Agus tidak dijadikan penghambat oleh dirinya untuk terus berprestasi. Mulanya, Agus adalah siswa yang bersekolah sama dengan teman-teman lainnya. Di sekolah formal yaitu SD Negeri 2 Tekaran yang tidak jauh dari tempat tinggalnya. Tekaran ini termasuk sekolah dasar favorit di Kabupaten Wonogiri. Banyaknya piala yang dimiliki sekolah ini menunjukkan bahwa sekolah dasar ini bermutu pendidikan tinggi. Tentunya, menuntut ilmu di lingkungan yang berkualitas bagus turut membawa dampak positif pada anak didiknya. Pada tahun 2002, Agus dinyatakan lulus dari sekolah dasar dan masuk dalam perintkat 3 besar sebagai lulusan dengan nilai tertinggi. Kemudian, Agus melanjutkan pendidikan ke SMP Negeri 1 Selogiri, salah satu sekolah menengah pertama unggulan di Kabupaten Wonogiri. Di sini lah Agus baru mengenali kelebihannya. Guru Bahasa Inggrisnya mengatakan bahwa nilai Bahasa Inggrinya tampak selalu mencolok dibanding teman-teman yang lain. Berbekal saran beliau, mulailah Agus mencoba mengasah apa yang beliau sebut dengan bakat tersebut. Memang benar, nilai tertinggi pada ujian nasionalnya ada pada nilai Bahasa Inggris. Agus lulus SMP pada tahun 2005, kemudian Agus harus bersaing dengan ribuan siswa yang ingin mendaftar sekolah kejuruan yang di inginkannya. Beruntungnya, hasil akhir perangkingan nilai hasil ujian nasionalnya mampu berada di peringkat atas sehingga SMK Negeri 1 Sukoharjo dengan senang hati menerimanya sebagai salah satu peserta didik di sekolah tersebut. Pada masa itu, bupati Kabupaten Sukoharjo menerapkan kebijakan pembebasan biaya pembangunan dan SPP untuk sekolah negeri di Sukoharjo sehingga cukup meringankan orang tua Agus. Banyak cerita yang Agus tulis dalam kisahnya, sehingga akhirnya menjadi salah satu mahasiswa Sastra Inggris di Universitas Dian Nuswantoro dan memperoleh beasiswa Bidikmisi on going. Begitulah sedikit cerita Agus yang dipaparkan dalam kisah pembidik mimpi yang termasuk 99 mahasiswa yang lolos dan akan segera di bukukan.