Seminar Nasional TI
Pelaksanaan : 2017-03-18 s/d 2017-03-18
Saat ini, dunia digital berkembang sangat pesat. Khususnya di Indonesia, teknologi digital bukan merupakan suatu hal yang baru lagi. Sekarang ini muncul teknologi yang sedang hangat diperbincangkan, yaitu teknologi Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR). Augmented Reality (AR) merupakan teknologi yang menggabungkan benda-benda maya dan benda-benda nyata ke dalam lingkungan nyata 3D, lalu memproyeksikan benda-benda maya tersebut dalam waktu nyata agar terintegrasi dan berjalan secara interaktif dalam dunia maya. Virtual Reality (VR) merupakan teknologi yang menggunakan media komputer dan alat elektronik untuk menghasilkan suasana yang nyata dengan tampilan tiga dimensi (3D), sehingga pengguna dapat merasakan sentuhan, pendengaran, dan penglihatan secara virtual. Perkembangan teknologi Augmented Reality dan Virtual Reality sangat berkembang di luar negeri. Hingga banyak produk Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR) yang berdatangan masuk ke Indonesia, contohnya produk aplikasi dari Augmented Reality yang telah membuat dunia heboh diantaranya game Pokemon. Sedangkan produk Virtual Reality “Gear VR” dari perusahaan Samsung dan Oculus Rift dari perusahaan Facebook. Perusahaan riset Gartner menyatakan bahwa VR akan mengalami perkembangan pesat sepanjang 2016 hingga 2017. Berdasarkan prediksi Gartner tersebut, total perangkat VR yang akan terjual sepanjang tahun 2017 sekitar 1,4 juta unit, jauh meningkat dari sebelumnya hanya 140.000 unit di tahun 2015. Tren VR juga diprediksi masih berlanjut di tahun 2017 sehingga perusahaan - perusahaan produsen perangkat VR akan menuai panen dengan perkiraan total penjualan perangkat di seluruh dunia mencapai 6,3 juta unit. Namun menurut CEO Apple, Tim Cook, meskipun VR mulai banyak dikembangkan oleh perusahaan-perusahaan besar dan diprediksi berkembang pesat di tahun 2017, AR justru punya potensi yang lebih besar untuk sukses dari sisi komersial bila dibandingkan dengan VR. Ujar Cook dalam sebuah wawancara dengan ABC News bahwa AR membuat kita bisa tetap menjalani aktivitas sehari – hari dan berbicara dengan orang lain, tetapi terdapat benda lain yang dapat sama – sama kita lihat. Dari beberapa pendapat tokoh diatas membuktikan perkembangan teknologi AR dan VR di luar Indonesia sangat berkembang dengan pesat, sedangkan di Indonesia perkembangan teknologi AR dan VR masih lambat. Hal ini dikarenakan masih banyaknya permasalahan yang menghambat perkembangan teknologi AR dan VR mulai dari infrastruktur hingga sumber daya manusia. Bahkan sampai saat ini perusahaan lokal yang fokus dalam bidang AR dan VR jumlahnya sedikit dibanding perusahaan yang terdapat di luar negeri. Meskipun kita dapat menemukan produk lokal AR dan VR, didalam pemasarannya masih kalah saing dengan produk luar negeri. Sangat disayangkan masyarakat Indonesia memilih sebagai penonton dari perkembangan teknologi AR dan VR dibanding menjadi aktor di dalamnya. Bahkan masih banyak yang bingung untuk memulai mengimplementasikan teknologi AR dan VR. Padahal potensi AR dan VR sangat besar untuk dimanfaatkan dimasa depan. Begitu juga dengan mahasiswa Teknik Informatika (TI) Universitas Dian Nuswantoro yang seharusnya dapat mengembangkan teknologi AR dan VR, mereka hanya menjadi pengguna saja, bahkan dari sebagian besar mahasiswa TI hanya sekedar tahu saja, tanpa mengetahui lebih dalam dari teknologi AR dan VR itu sendiri. Peluang dalam mengembangkan teknologi AR dan VR masih sangat terbuka lebar bagi pelaku dunia AR dan VR khususnya mahasiswa TI Universitas Dian Nuswantoro. Hal tersebutlah yang mendasari diadakannya seminar nasional dengan tema “Augmented Reality and Virtual Reality” yang akan memberikan gambaran penuh mengenai teknologi Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR), meliputi perkembangan, manfaat hingga hambatan dalam mengimplementasikan teknologi AR dan VR. Selain itu memberikan gambaran mengenai peluang teknologi AR dan VR dimasa depan. Maka dari itu, diharapkan seminar ini dapat menjawab semua permasalahan yang muncul dan memberikan motivasi dalam teknologi Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR).
Saat ini, dunia digital berkembang sangat pesat. Khususnya di Indonesia, teknologi digital bukan merupakan suatu hal yang baru lagi. Sekarang ini muncul teknologi yang sedang hangat diperbincangkan, yaitu teknologi Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR). Augmented Reality (AR) merupakan teknologi yang menggabungkan benda-benda maya dan benda-benda nyata ke dalam lingkungan nyata 3D, lalu memproyeksikan benda-benda maya tersebut dalam waktu nyata agar terintegrasi dan berjalan secara interaktif dalam dunia maya. Virtual Reality (VR) merupakan teknologi yang menggunakan media komputer dan alat elektronik untuk menghasilkan suasana yang nyata dengan tampilan tiga dimensi (3D), sehingga pengguna dapat merasakan sentuhan, pendengaran, dan penglihatan secara virtual. Perkembangan teknologi Augmented Reality dan Virtual Reality sangat berkembang di luar negeri. Hingga banyak produk Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR) yang berdatangan masuk ke Indonesia, contohnya produk aplikasi dari Augmented Reality yang telah membuat dunia heboh diantaranya game Pokemon. Sedangkan produk Virtual Reality “Gear VR” dari perusahaan Samsung dan Oculus Rift dari perusahaan Facebook. Perusahaan riset Gartner menyatakan bahwa VR akan mengalami perkembangan pesat sepanjang 2016 hingga 2017. Berdasarkan prediksi Gartner tersebut, total perangkat VR yang akan terjual sepanjang tahun 2017 sekitar 1,4 juta unit, jauh meningkat dari sebelumnya hanya 140.000 unit di tahun 2015. Tren VR juga diprediksi masih berlanjut di tahun 2017 sehingga perusahaan - perusahaan produsen perangkat VR akan menuai panen dengan perkiraan total penjualan perangkat di seluruh dunia mencapai 6,3 juta unit. Namun menurut CEO Apple, Tim Cook, meskipun VR mulai banyak dikembangkan oleh perusahaan-perusahaan besar dan diprediksi berkembang pesat di tahun 2017, AR justru punya potensi yang lebih besar untuk sukses dari sisi komersial bila dibandingkan dengan VR. Ujar Cook dalam sebuah wawancara dengan ABC News bahwa AR membuat kita bisa tetap menjalani aktivitas sehari – hari dan berbicara dengan orang lain, tetapi terdapat benda lain yang dapat sama – sama kita lihat. Dari beberapa pendapat tokoh diatas membuktikan perkembangan teknologi AR dan VR di luar Indonesia sangat berkembang dengan pesat, sedangkan di Indonesia perkembangan teknologi AR dan VR masih lambat. Hal ini dikarenakan masih banyaknya permasalahan yang menghambat perkembangan teknologi AR dan VR mulai dari infrastruktur hingga sumber daya manusia. Bahkan sampai saat ini perusahaan lokal yang fokus dalam bidang AR dan VR jumlahnya sedikit dibanding perusahaan yang terdapat di luar negeri. Meskipun kita dapat menemukan produk lokal AR dan VR, didalam pemasarannya masih kalah saing dengan produk luar negeri. Sangat disayangkan masyarakat Indonesia memilih sebagai penonton dari perkembangan teknologi AR dan VR dibanding menjadi aktor di dalamnya. Bahkan masih banyak yang bingung untuk memulai mengimplementasikan teknologi AR dan VR. Padahal potensi AR dan VR sangat besar untuk dimanfaatkan dimasa depan. Begitu juga dengan mahasiswa Teknik Informatika (TI) Universitas Dian Nuswantoro yang seharusnya dapat mengembangkan teknologi AR dan VR, mereka hanya menjadi pengguna saja, bahkan dari sebagian besar mahasiswa TI hanya sekedar tahu saja, tanpa mengetahui lebih dalam dari teknologi AR dan VR itu sendiri. Peluang dalam mengembangkan teknologi AR dan VR masih sangat terbuka lebar bagi pelaku dunia AR dan VR khususnya mahasiswa TI Universitas Dian Nuswantoro. Hal tersebutlah yang mendasari diadakannya seminar nasional dengan tema “Augmented Reality and Virtual Reality” yang akan memberikan gambaran penuh mengenai teknologi Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR), meliputi perkembangan, manfaat hingga hambatan dalam mengimplementasikan teknologi AR dan VR. Selain itu memberikan gambaran mengenai peluang teknologi AR dan VR dimasa depan. Maka dari itu, diharapkan seminar ini dapat menjawab semua permasalahan yang muncul dan memberikan motivasi dalam teknologi Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR).