OpenSource on The School
Pelaksanaan : 2017-12-18 s/d 2018-01-06
Seiring perkembangan zaman kebutuhan akan sumber daya yang mengerti teknologi sangat dibutuhkan bahkan hampir disegala bidang. Kebutuhan itu memaksa masyarakat untuk menguasai beberapa ilmu teknologi khususnya di bidang komputer, maka penggunaan sistem operasi dan sistem aplikasi naik pesat di masyarkat. Sistem operasi dan sistem aplikasi merupakan piranti lunak yang diciptakan untuk membantu masyarakat dalam menyelesaikan permasalahan sehari hari. Oleh karena itu pencipta atau developer pembuat sistem operasi dan sistem aplikasi lebih sering membagi karyanya dengan tidak cuma-cuma dengan bermodalkan hak cipta supaya tidak dapat dicopy oleh orang lain. Indonesia termasuk salah satu negara yang paling lama menerima ratifikasi hak cipta dan karya intelektual internasional. Produk bajakan seperti karya musik, film, ataupun software beredar luas dan cukup lama. Di awal dekade 1990an, hampir berbagai jenis perangkat lunak (software) beredar bebas di masyarakat, seperti Lotus 123, WordPerfect, dBase III+, dan masih banyak lainnya, termasuk software pengolah gambar. Masyarakat bisa mendapatkan copy gratis atau mungkin membelinya di kios/toko komputer dengan harga yang sangat terjangkau. Penggunanya mulai dari siswa sekolah, mahasiswa, pekerja kantoran, pengusaha, hingga pegawai pemerintah. Dalam rangka untuk mempercepat adopsi teknologi, kurikulum pendidikan telah dirancang memasukkan seluruh aplikasi terapan ke dalam kurikulum pendidikan. Seluruhnya menggunakan software berplatform tertutup (berbayar) mulai dari sistem operasi hingga software dan aplikasi pendukung. Lembaga kursus pun menyediakan jasa pelatihan komputer yang seluruhnya pula menggunakan software berbayar. Seluruhnya harus diakui merupakan software bajakan. Semakin meluas penjualan personal komputer (PC), semakin meluas pula penggunaan software bajakan. Dalam petikan lowongan pekerjaan pula dituliskan kualifikasi (persyaratan) atas penguasaan software-software berplatform tertutup atau closesource. Ketergantungan dengan software closesource di masa sekarang ini sudah berbeda lagi konteksnya. Produk produk closesource seolah telah menjadi semacam stigma di masyarakat yang dikaitkan dengan personal komputer ataupun aktivitas keseharian. Sumber masalah ketergantungan sesungguhnya berasal dari ketergantungan akan sistem operasi tertutup yang selama ini lebih banyak di pakai oleh masyarakat sehingga tidak banyak masyarakat mengenal tentang sistem operasi dan software aplikasi terbuka atau opensource. Padahal jika masyarakat mau menggunakan sistem operasi dan sistem aplikasi opensource masyarakat tidak perlu membeli lisensi dan dapat menahan biaya yang harus dikeluarkan. Kebanyakan masyarakat menganggap menggunakan sistem operasi dan sistem aplikasi opensource sangatlah sulit karena ketergantungan menggunakan aplikasi closesource dalam negeri sudah terlalu besar. Jadi ketergantungan terhadap aplikasi closesourcelah yang menjadi pokok permasalahan yang dihadapi oleh masyarkat. Oleh karena itu DOSCOM (DINUS OPENSOURCE COMMUNITY) sebagai salah satu komunitas yang bergerak di bidang FOSS (Free Opensource Software) ingin membudayakan pemakaian aplikasi close source dimasyarakat terlebih kepada para generasi muda.
Seiring perkembangan zaman kebutuhan akan sumber daya yang mengerti teknologi sangat dibutuhkan bahkan hampir disegala bidang. Kebutuhan itu memaksa masyarakat untuk menguasai beberapa ilmu teknologi khususnya di bidang komputer, maka penggunaan sistem operasi dan sistem aplikasi naik pesat di masyarkat. Sistem operasi dan sistem aplikasi merupakan piranti lunak yang diciptakan untuk membantu masyarakat dalam menyelesaikan permasalahan sehari hari. Oleh karena itu pencipta atau developer pembuat sistem operasi dan sistem aplikasi lebih sering membagi karyanya dengan tidak cuma-cuma dengan bermodalkan hak cipta supaya tidak dapat dicopy oleh orang lain. Indonesia termasuk salah satu negara yang paling lama menerima ratifikasi hak cipta dan karya intelektual internasional. Produk bajakan seperti karya musik, film, ataupun software beredar luas dan cukup lama. Di awal dekade 1990an, hampir berbagai jenis perangkat lunak (software) beredar bebas di masyarakat, seperti Lotus 123, WordPerfect, dBase III+, dan masih banyak lainnya, termasuk software pengolah gambar. Masyarakat bisa mendapatkan copy gratis atau mungkin membelinya di kios/toko komputer dengan harga yang sangat terjangkau. Penggunanya mulai dari siswa sekolah, mahasiswa, pekerja kantoran, pengusaha, hingga pegawai pemerintah. Dalam rangka untuk mempercepat adopsi teknologi, kurikulum pendidikan telah dirancang memasukkan seluruh aplikasi terapan ke dalam kurikulum pendidikan. Seluruhnya menggunakan software berplatform tertutup (berbayar) mulai dari sistem operasi hingga software dan aplikasi pendukung. Lembaga kursus pun menyediakan jasa pelatihan komputer yang seluruhnya pula menggunakan software berbayar. Seluruhnya harus diakui merupakan software bajakan. Semakin meluas penjualan personal komputer (PC), semakin meluas pula penggunaan software bajakan. Dalam petikan lowongan pekerjaan pula dituliskan kualifikasi (persyaratan) atas penguasaan software-software berplatform tertutup atau closesource. Ketergantungan dengan software closesource di masa sekarang ini sudah berbeda lagi konteksnya. Produk produk closesource seolah telah menjadi semacam stigma di masyarakat yang dikaitkan dengan personal komputer ataupun aktivitas keseharian. Sumber masalah ketergantungan sesungguhnya berasal dari ketergantungan akan sistem operasi tertutup yang selama ini lebih banyak di pakai oleh masyarakat sehingga tidak banyak masyarakat mengenal tentang sistem operasi dan software aplikasi terbuka atau opensource. Padahal jika masyarakat mau menggunakan sistem operasi dan sistem aplikasi opensource masyarakat tidak perlu membeli lisensi dan dapat menahan biaya yang harus dikeluarkan. Kebanyakan masyarakat menganggap menggunakan sistem operasi dan sistem aplikasi opensource sangatlah sulit karena ketergantungan menggunakan aplikasi closesource dalam negeri sudah terlalu besar. Jadi ketergantungan terhadap aplikasi closesourcelah yang menjadi pokok permasalahan yang dihadapi oleh masyarkat. Oleh karena itu DOSCOM (DINUS OPENSOURCE COMMUNITY) sebagai salah satu komunitas yang bergerak di bidang FOSS (Free Opensource Software) ingin membudayakan pemakaian aplikasi close source dimasyarakat terlebih kepada para generasi muda.