WEBINAR INTERNASIONAL
Pelaksanaan : 2023-03-18 s/d 2023-03-18
Pemanasan global (globar warming) menjadi salah satu permasalahan lingkungan yang sedang dihadapi dunia saat ini yaitu suatu bentuk ketidakseimbangan ekosistem di bumi akibat terjadinya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan di bumi (Utina, 2008). Masalah pemanasan global dan kerusakan lingkungan yang terjadi sejak revolusi industri ini disebabkan oleh tindakan manusia. Populasi yang terus bertambah menyebabkan makin banyaknya sampah yang dihasilkan. Selain itu, lahan-lahan hijau ataupun lahan pertanian yang saat ini dijadikan sebagai lahan pemukiman dan masih banyak lagi dampak dari pemanasan global bagi bumi ini. Emisi gas rumah kaca yang dilepaskan ke atmosfer dari aktivitas manusia yang berpotensi terhadap pemanasan global adalah CO2 dan CH4 (IPCC, 2006). Gas CO2 dan CH4 ini jika digabungkan akan menjadi CO2e dimana CO2e secara internasional ditetapkan sebagai ukuran yang digunakan untuk menentukan pengaruh gas rumah kaca terhadap lingkungan (Setiawati et al., 2015). Sedangkan penyebab pencemaran udara dari hasil aktivitas manusia berasal dari transportasi, industri, dan pembuangan sampah yang menghasilkan zat pencemar seperti partikel, gas dan energi (Ratnani, 2008). Dalam mempertimbangkan produk bensin terhadap pemanasan global, perlu dilakukan kajian yang berfungsi untuk mengetahui hal yang terdapat pada bensin yang menimbulkan gas rumah kaca. Kajian tersebut merupakan analisa yang digunakan terhadap produk bensin bermula saat produk tersebut hadir melalui proses ekplorasi hingga produk tersebut ke alam dengan cara penggunaan produk bensin oleh kendaraan bermotor. Secara teoritis, sebuah produk bensin seharusnya tidak hanya dilakukan analisa pada proses produksi saja, melainkan juga pada evaluasi life cycle produk yang mementingkan dampak lingkungan. Cara yang dilakukan yaitu melakukan evaluasi dan mengidentifikasi hal-hal apa saja yang berpengaruh terhadap lingkungan (Palupi et al., 2014). Gas rumah kaca yang dihasilkan pada produk bensin tidak hanya dihasilkan dari aktivitas produksi perusahaan, tetapi juga dapat dihasilkan dari aktivitas supply chain, dimana supply chain tersebut mencakup proses untuk mendapatkan bahan mentah hingga pendistribusiannya ke konsumen (Kautzar et al., 2015). Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menerapkan kegiatan diatas adalah menggunakan Life Cycle Assessment (LCA). LCA secara umum adalah suatu alat atau metode untuk menganalisis beban lingkungan di semua tahapan dalam siklus hidup dari produk dimulai dari ekstraksi sumber daya, melalui proses produksi bahan dan produk itu sendiri, dan penggunaan produk sampai produk itu dibuang dengan kata lain cradle to grave (Bruijn et al., 2002). Setelah mengetahui seluruh emisi yang dihasilkan pada seluruh kegiatan proses, dipilihlah satu proses yang menimbulkan emisi terbesar pada LCA. Dari kegiatan pemilihan proses ini nantinya akan dilakukan suatu alternatif pada satu proses tersebut untuk mengurangi dampak tersebut. Hal ini bertujuan untuk mengetahui penanganan terbaik untuk mereduksi gas rumah kaca yang dihasilkan.
Pemanasan global (globar warming) menjadi salah satu permasalahan lingkungan yang sedang dihadapi dunia saat ini yaitu suatu bentuk ketidakseimbangan ekosistem di bumi akibat terjadinya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan di bumi (Utina, 2008). Masalah pemanasan global dan kerusakan lingkungan yang terjadi sejak revolusi industri ini disebabkan oleh tindakan manusia. Populasi yang terus bertambah menyebabkan makin banyaknya sampah yang dihasilkan. Selain itu, lahan-lahan hijau ataupun lahan pertanian yang saat ini dijadikan sebagai lahan pemukiman dan masih banyak lagi dampak dari pemanasan global bagi bumi ini. Emisi gas rumah kaca yang dilepaskan ke atmosfer dari aktivitas manusia yang berpotensi terhadap pemanasan global adalah CO2 dan CH4 (IPCC, 2006). Gas CO2 dan CH4 ini jika digabungkan akan menjadi CO2e dimana CO2e secara internasional ditetapkan sebagai ukuran yang digunakan untuk menentukan pengaruh gas rumah kaca terhadap lingkungan (Setiawati et al., 2015). Sedangkan penyebab pencemaran udara dari hasil aktivitas manusia berasal dari transportasi, industri, dan pembuangan sampah yang menghasilkan zat pencemar seperti partikel, gas dan energi (Ratnani, 2008). Dalam mempertimbangkan produk bensin terhadap pemanasan global, perlu dilakukan kajian yang berfungsi untuk mengetahui hal yang terdapat pada bensin yang menimbulkan gas rumah kaca. Kajian tersebut merupakan analisa yang digunakan terhadap produk bensin bermula saat produk tersebut hadir melalui proses ekplorasi hingga produk tersebut ke alam dengan cara penggunaan produk bensin oleh kendaraan bermotor. Secara teoritis, sebuah produk bensin seharusnya tidak hanya dilakukan analisa pada proses produksi saja, melainkan juga pada evaluasi life cycle produk yang mementingkan dampak lingkungan. Cara yang dilakukan yaitu melakukan evaluasi dan mengidentifikasi hal-hal apa saja yang berpengaruh terhadap lingkungan (Palupi et al., 2014). Gas rumah kaca yang dihasilkan pada produk bensin tidak hanya dihasilkan dari aktivitas produksi perusahaan, tetapi juga dapat dihasilkan dari aktivitas supply chain, dimana supply chain tersebut mencakup proses untuk mendapatkan bahan mentah hingga pendistribusiannya ke konsumen (Kautzar et al., 2015). Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menerapkan kegiatan diatas adalah menggunakan Life Cycle Assessment (LCA). LCA secara umum adalah suatu alat atau metode untuk menganalisis beban lingkungan di semua tahapan dalam siklus hidup dari produk dimulai dari ekstraksi sumber daya, melalui proses produksi bahan dan produk itu sendiri, dan penggunaan produk sampai produk itu dibuang dengan kata lain cradle to grave (Bruijn et al., 2002). Setelah mengetahui seluruh emisi yang dihasilkan pada seluruh kegiatan proses, dipilihlah satu proses yang menimbulkan emisi terbesar pada LCA. Dari kegiatan pemilihan proses ini nantinya akan dilakukan suatu alternatif pada satu proses tersebut untuk mengurangi dampak tersebut. Hal ini bertujuan untuk mengetahui penanganan terbaik untuk mereduksi gas rumah kaca yang dihasilkan.